Sabtu, 07 Juni 2008

puisi-ku

Aku tukis saja ini
Untuk menghibur hatiku
Sementara kau kenangkan encokmu
Kenangkanlah pula masa remaja lita yang gemilang
Dan juga masa depan kita
yang hampir rampung

Kita tidaklah sendiri
dan terasing dengan nasib kita
Karena soalnya adalah hukum sejarah kehidupan
Suka duka setiap orang mengalaminya
Karena setiap orang mengalaminya

Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
Memasuki rahasia langit dan samudra
Serta mencipta dan mengukir dunia
Karena tegas adalah tegas
Bukanlah demi surga dan neraka
tetapi demi kehormatan sesama manusia

Karena sesungguhnya kita bukan debu
meski telah reyot, tua renta dan kelabu
dan harga diri kita adalah kehormatan kita
Tolehlah lagi kebelakang
kemana silam yang tak seorangpun kuasa mengpuskannya

Surat Cinta Seorang Ilmuwan

Archimedes dan Newton tak akan mengerti medan magnetyang berinduksi diantara kita. Eisten dan edison sanggup merumuskan E = M.C ah...tak sebanding dengan momen cintaku.
Pertama kali bayangan mu tepat jatuh difokus hatiku, nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa max. Bagai tetes minyak yang jatuh diruang hampa cintaku, lebih besar dari bilangan avogadro. Walau jarak kita bagai matahari dan pluto saat aphelium dan amplitudo gelombang hatiku berinterperensi dengan hatiku, seindah gerak harmonik sempurna tanpa dya pemulih.
Bagai kopel gaya debgab kecepatan anguler yang tak terbatas, energi mekanik cintaku tak terbendung oleh fraksi energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya energi kinetik cintaku bahkan hukum kekekalan energi tak dapat tanding hukum kekekalan kita.